Februari 11, 2009
^ Untuk Para Ukhti Muslimah...
SEINDAH-INDAHNYA BUNGA...
Hampir dari semua kita menyukai bunga. Bunga banyak di pakai sebagai hiasan pada acara-acara tertentu misalnya pernikahan, sebagai pajangan cantik disudut rumah,digunakan untuk mempercantik pernak pernik,hingga dalam pembuatan parfum . Didalam sebuah kembang bunga terdapat banyak rahasia kebesaran Allah. Dibalik keindahan bunga,lebih indah lagi penciptanya,yaitu Allah.
“Fabiayyiaalaa irobbikumaa tukadzibaan…” , “Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan” .Bahkan dari sebuah bunga saja,kita bisa meresapi betapa indahnya kebesaranNya.
Ketahuilah,bahwa sebuah kuncup itu memerlukan perjuangan untuk mekar menjadi sebuah bunga yang menawan. Jika kita mencoba mengingat kembali pelajaran biologi ketika masih di sekolahan dulu,maka akan ada namanya penyerbukan oleh angin,hewan ,air dan manusia.Kali ini saya tidak akan membahas ini.Yang ingin saya tekankan disini adalah,bahwa subhanallah ,bunga juga adalah makhluk hidup yang berjuang untuk kehidupannya.Bunga pun memiliki tahapan dalam kehidupannya hingga dia bisa menjadi sebuah bunga indah mewangi yang menyenangkan setiap mata yang melihatnya,sehingga dia berguna bagi siapa yang membutuhkannya.
Lihatlah disini,dari sebuah bunga saja kita bisa belajar,bahwa semua itu butuh proses,tidak ada yang terjadi begitu saja.Begitulah kehidupan.Jika kita ibaratkan kehidupan sebagai seorang bayi,tidak ada bayi yang bisa langsung berjalan dan berbicara,namun semuanya butuh tahapan.
Sungguh tidak ada satu pun yang di ciptakan Allah sia-sia. Sebuah bunga itu mekar bukan tanpa maksud,tidak hanya satu kata”indah” ,bukan! . Bunga pun mempunyai maksud khusus dalam perkembangannya.Tujuan utama bunga bagi tanaman itu sendiri ialah untuk menghasilkan buah.Pembuahan dilakukan agar dapat memperbanyak bunga yang tumbuh.Bunga juga berguna untuk memikat serangga yang akan membantu proses penyerbukan melalui bau khas nya.Lihatlah,bagaimana dengan kita? Apa tujuan penciptaan kita ? Di mulai dari proses pembentukan janin dalam rahim seorang ibu yang begitu rumit dalam kepala manusia namun begitu kecil dengan kekuasaan Allah. Mari kita kembali merenungi tujuan penciptaan kita kedunia ini,tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk beribadah kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala. Hal ini tercantum dalam firman-Nya (QS Adz-Dzariyat 51 : 65),”Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada Ku “
Sering kita mendengar perumpamaan wanita dengan sebuah bunga.Lalu pertanyaannya,samakah wanita shalilah dengan bunga? .Menurut saya,jika kita mendata kesamaan dan perbedaannya,jauh lebih banyak perbedaannya. Tidak,kita tidak sama dengan bunga,namun kita lebih indah dari pada bunga!
Kenapa sebabnya? Bukankah bunga adalah tanaman yang keindahannya adalah untuk semua orang yang melihatnya yaa ukhti? Namun kita berbeda.Kita akan semakin indah justru jika keindahan kita tertutup rapi. Keindahan kita ada untuk sebuah maksud yang suci. Jika kita di ibaratkan bunga, hanya akan ada sebuah kumbang yang boleh menikmati keindahan dan wanginya.Kita para muslimah adalah bunga yang terpelihara.Bunga yang dipersiapkan untuk memasuki sebuah taman yang akan disirami indahnya iman.Sungguh indah rahasia Allah.Sungguh nikmat aturan-Nya dalam memuliakan kita para wanita.
Sungguh suatu kebahagiaan yang tak terkira jikalau keindahan yang menawan itu beserta kenikmatan lebur dalam sebuah ikatan suci yang di Ridhoi olehNya. Ya benar, keindahan kita akan semakin terasa indah dalam sebuat ikatan pernikahan.
Indah dan wangi nya kita hanya untuk suami yaa ukhti. Kita akan semakin mekar di pupuk dan disirami dalam taman yang di ridhoi.Seperti halnya bunga dengan keragaman jenis keindahan dan wanginya,seperti itu pulalah wanita dengan keragamannya.Namun tidak mengapa,kita akan menjadi bunga terindah untuk para suami.Jika wanita ibarat bunga,masing-masing kumbang mempunyai bunga miliknya dan tidak akan menikmati keindahan bunga lain selain bunga miliknya.
Begitulah indahnya ajaran islam.Tidakkah ingin kita menjadi “bunga terindah” yaa ukhti? Tidakkah kita ingin menjadi bunga dalam indahnya taman surga Allah? Pernahkah kita membayangkan menjadi incaran para hamba Allah yang shalih di negri abadi sana?Tidakkah ingin meraihnya?saya yakin tidak ada yang menolaknya.Namun sayang,mahar surga itu sangatlah mahal.Jalan menuju jannah-Nya dipenuhi onak berduri sementara jalan menuju neraka itu di penuhi nafsu dan syahwat.
Wahai para wanita,para bunga terindah,jangan menebar harum wangimu karna itu hanya membuatmu tidak akan mencium bau surga.Jangan menebar keindahan karna itu hanya semakin menjauhkan diri dari surga.Janganlah kita terlena terhadap para penyeru fitnah dan perusak kaum wanita yang akan memalingkan kita dari kenikmatan dan kemuliaan surgawi.
Sungguh indah para bidadari dunia yaitu wanita sholihah.Jika mereka belum bersuami mereka menjaga dirinya,menaati Allah dan rasulnya dan orang tuanya menjadi ladang amalnya.Jika mereka telah bersuami,maka itu akan semakin menambah semangatnya meraih surga dengan berbakti terhadap suaminya.Para wanita yang mengejar surga ingat akan sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Perhatikanlah bagaimana hubunganmu dengan suamimu karena ia(merupakan) Surgamu dan Nerakamu” [1].
Dalam sabda Nabi yang lain :“Jika seseorang wanita shalat lima waktu, puasa di bulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka akan dikatakan kepadanya:”Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki”[2].
Begitu banyaknya firman Allah maupun hadits yang bercerita tentang indahnya bidadari surga.Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuat para laki-laki rindu akan surga dengan para bidadari jelita nan bermata jeli.Lalu bagaimana dengan kita para wanita dunia?ketahuilah bahwa bidadari surga akan cemburu dengan para wanita dunia.Karena apa?karena ibadah wanita dunia kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala.Subhanallah..tidakkah kita ingin menjadi jauh lebih jelita dibandingkan bidadari surga ?
Janji Allah benar adanya.Kehidupan dunia ini akan segera berakhir dan kehidupan akhirat sana adalah kekal.Akankah kita rela mengganti kenikmatan surga nan kekal dengan kehidupan yang sementara ini? Mari kita kembali ke fitrah.Ada banyak jalan menuju surga dan seiring dengan itu pula banyak jalan menuju neraka. Gunakanlah kesempatan selagi masih diberi,karma umur itu teramat singkat dan teramat sayang untuk di sia-siakan.
Seindah-indahnya bunga, kita para wanita jauh lebih indah. Jadilah “bunga” terindah di dunia dan “bunga” terindah di taman surga-Nya. Subhanallah… ^_^
Veshti, Solo ^_^
^ Jatuh Cinta??? Subhanallah...
Selain kematian, cinta juga menjadi sebuah misteri teragung sepanjang jaman. Terkadang dia bisa membuat orang tersenyum bahagia tetapi disaat lain dia juga bisa membuat seorang teman berlinang air mata. He-eh, ngomong apaan sih aku??…hihihi...
>>>>> Tapi eh, nggak tahu deh, lagi seru aja pengin ngomongin tentang cinta. Belakangan ini aku suka banget dengerin lagunya Acha dan Irwasyah, My Hearth. Swer, nggak ngerti aku. Jatuh cinta ke siapa yah diriku? Perasaan biasa-biasa saja, datar-datar mawon… aneh… Tapi, nggak ngerti ah… Efek dari gempa pa ya? Ha… ha… ha…
Aku ngomong serius nih. Kemarin pas aku lagi senyum-senyum sendiri gitu (biasa… efek gempa lagi ^_^) ada sms “nyasar” dari seorang teman. Isinya begini, “Aku baru putus cinta. Huaaaaa… huaaa.”
Ya udah, aku bales saja gini, “Aku baru jatuh cinta nih. Hi… hi… hi…” Emang aku baru kena efek gempa kok, ha-ha. Aseli… Aneh…
Terus, eh dia malah marah dan ngatain aku, “Yee..,kamu tu! Aku putus cinta beneran malah kamu ngetawain aku. Aku bela-belain pake no. ini biar bisa ngobrol lama sama dia, eh… dia malah mutusin aku. Tapi ya udah deh, emang dia maunya gitu, mau gimana lagi?”
Demi menjawab smsnya itu, aku ketawa terpingkal-pingkal. Gimana nggak ketawa, orang aku lagi suka senyum-senyum, eh dia malah lagi menangis tersedu-sedu. Nggak klop banget sih, he-he. Terus, aku bales saja smsnya, “Oh… corry… kacian deh.. cup2… bobok ge… Ya udah, khan masih banyak arjuna. Lagian siapa juga yang nyuruh pacaran, to? Makanya nikah langsung supaya nggak dipermainkan… nah lo, baru tahu sekarang…”_ _ _ _ _ udah ya... ^_^
Nah, begitulah sepenggal kisah yang aku kutip dari sebuah novel,, tuuuuuuuuut..... (rahasia publik donk?! Walaaahh,, ternyata cuma ngutip dari novel 'tho???!!hihihihihi...), tentang seseorang yang menangis karena cinta. Sedih memang. Tapi kenapa kita malah nggak memikirkan bagaimana sedihnya jika kita merasakan jilatan api neraka hanya karena cinta? Hmm… klasik kedengarannya. Tetapi jika kita lihat dari ruang lingkup berpikirnya orang “waras” (hehe..), memang kejadian putus-sambung dalam pacaran sudah sering kita dengar. Satu hal yang ingin aku pertanyakan kepada pasangan-pasangan itu: Apakah kalian benar-benar ingin mengikat tali percintaan kalian dengan kuat, atau hanya ingin memperturutkan nafsu lawan jenis kalian? Nah lo… kalau kita pikir dari kejadian-kejadian yang riil terjadi di depan mata kita, tentu jawabannya adalah yang terakhir.
Banyak diantara mereka ketika dimintai kesanggupan untuk menikah oleh pasangannya malah berkata, “Nikah? Aku belum siap. Ngurusin sendiri saja masih sulit…”
He'eh, aku balik berkata kepada orang-orang semacam itu, “He… klasik juga jawaban kamu…” Ni dia jawaban yang terlontar dari mulut seorang yang sedang memperturutkan hawa nafsu dengan nama cinta… atas nama cinta. Nggak terima acu… nggak terimah!!…ihik… ihik (lho…lho… kok jadi kaya sinetron gene ^_^)
Cinta bagiku adalah sesuatu yang suci, sesuatu yang sakral. Seseorang hanya akan mendapatkan kalimat cinta dariku ketika dalam acara pernikahan dan disaksikan oleh seisi dunia. Ketika dia jatuh dalam pelukanku dan ketika kuberikan sebuah cincin ditangannya… oh… (“Whek…whok…” Wuih, ada yang muntah tuh dengar perkataan barusan,, hihi... ^_^)
Bagiku, kesucian seorang wanita teramat mahal harganya. Dia tidak pantas dipermainkan apalagi diperjual belikan. Hanya dengan cara yang syar’I ia pantas untuk diambil, dengan sebuah kalimat indah yang diawali dengan qobiltu nikahaha…
Yah, itu juga cuma pendapatku. Namun jika wanitanya sendiri justru suka dipermainkan dan diperjual belikan, ya gimana lagi?
Lalu, ada juga yang berusaha membela diri dengan kalimat, “Aku siap jatuh cinta tetapi belum siap menikah.” He-eh, aku bener-beber sedih mendengarnya. Ini kan sama saja dengan perkataan, “Aku siap hidup tapi nggak siap untuk menderita” atau “Aku siap terima gaji tapi nggak siap buat bekerja.” Ya… gimana… nggak lucu ini.
Satu catatan terakhir bahwa cinta itu harus dibuktikan dengan ikatan kasih sayang atas nama Allah. Begitulah Rasulullah ajarkan. Nah, buktikan cintamu… ^_^
Hanya ada satu kata untuk kalian semua yaw...
"Inni uhibbukum fillah..." ^_^
Februari 07, 2009
^ Ibu...
Ibu……,,
Itulah panggilan yang pantas kau sandang
Itulah cahaya yang selalu terpancar di matamu
Takkan pernah lepas sayangku terhadapmu
Takkan pernah terbayang bahagiaku jika kau tiada
Ibu……,,
Ku tahu begitu banyak derita yang kau dera,
Demi aku yang ingin air susumu
Begitu banyak luka tlah tergores dihatimu,
Hanya untuk memberikan aku sesuap nasi
Sungguh banyak airmata yang tlah tertumpahkan,
Karena aku yang ingin kau selamatkan dari nista
Dan begitu besar pegorbanan yang tlah kau hadirkan,
Dalam menanti aku tumbuh dewasa
Ibu……,,
Aku pernah meninggalkanmu dalam kesendirian
Aku pernah menjauhkanmu dari kasih sayangku
Dan akupun pernah mengabaikan nasehatmu dari hidupku
Sehingga membuat genangan airmata dikelopak matamu
Begitu hinanya aku di matamu tapi kau tetap memelukku
Begitu kotornya aku di sela kehidupanmu tapi kau tetap menciumku
Ibu……,,
Hatimu bagaikan permata di mataku
Wujudmu bagaikan bidadari dalam kehidupanku
Senyummu bagaikan air yang menyejukkan dahagaku
Dan nasehatmu bagaikan bunga dalam taman hatiku
Ibu……,,
Ijinkan aku bersimpuh di kakimu,
Agar terhapus setitik luka di hatimu
Biarkan aku larut dalam rangkulan pelukmu,
Agar terobati sekuntum derita yang tlah kau simpan
Dan berilah aku waktu untuk mencium syurgaku,
Agar setiap titik bahagiamu dapat ku rasakan
Ibu……,,
Kau adalah mutiara hatiku
Kau adalah pelita dalam perjalanan hidupku
Kau adalah bunga dalam jiwaku
Semoga Allah menyayangimu sebagaimana kau mencintaiku
Dan semoga khusnul khotimah di akhir hayatmu....
Amien… ^_^
Veshti, Solo
Februari 06, 2009
^ Saat Datang Fitroh Itu...
BILA SUATU SAAT AKU JATUH CINTA
Ya Robb...,,
Aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau
Ya Robb...,,
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh
Ya Robb...,,
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu
Ya Robb...,,
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu
Ya Robb...,,
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu.
Amien...
Vie_
^ Keistimewaan Seorang Akhwat...
KEISTIMEWAAN WANITA
1.Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, darjatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah .Dan orang yang takutkan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
2.Wanita yang tinggal bersama anak- anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW) di dalam syurga.
3.Barangsiapa membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya) maka pahalanya seperti melakukan amalan bersedekah.Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail.
4.Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
5.Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta sikap bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.
6.Apabila memanggil akan dirimu dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu terlebih dahulu.
7.Daripada Aisyah r.a." Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.
8.Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutuplah pintu-pintu neraka dan terbuka pintu- pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pun pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
9.Wanita yang taat pada suaminya, maka semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya serta menjaga solat dan puasanya.
10.Aisyah r.a berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?" Jawab Rasulullah SAW "Suaminya." "Siapa pula berhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah SAW, "Ibunya."
11.Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta kepada suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dikehendaki.
12.Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam syurga terlebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).
13.Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya,maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.
14.Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.
15.Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
16.Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
17.Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.
Februari 05, 2009
^ Hadits Kita...
INGATAN BERSAMA SETIAP MASA
Ya Allah...,, lindungi kami, keluarga kami, dan keturunan kami dari segala keburukan.
Selamatkan kami dari api neraka, amien...
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q.S. Al-Isro' : 32)
"Katakanlah kepada orang-orang mukmin laki-laki: 'Hendaklah mereka itu menundukkan sebagian pandangannya dan menjaga kemaluannya...' dan katakanlah kepada orang-orang mukmin perempuan: 'Hendaknya mereka itu menundukkan sebagian pandangannya dan menjaga kemaluannya...' " (Q.S. An-Nuur : 30-31)
"Perempuan mana pun yang menggunakan parfum, kemudian melewati suatu kaum agar mereka mencium wanginya, maka dia seorang pezina." (HR. Ahmad)
"Tidaklah seorang laki-laki berkhalwat dengan wanita, kecuali pihak ketiganya adalah setan." (HR. Turmudzi)
"Sesungguhnya ditusukkan kepada salah seorang kalian dengan jarum dari besi lebih baik baginya, daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (HR. Ath-Thabrani)
Rasulullah Saw. beersabda : "Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendiria denga seorang perempuan, melainkan si perembpuan itu bersama mahramnya." (HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim)
Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda yang artinya : "Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua telinga itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin." (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)
"Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya." (HR. Bukhari)
"Pandangan (melihat wanita) itu adalah anak panah beracun dari anak-anak panah iblis, maka siapa saja yang menghindarkannya karena takut kepada Allah, maka ia akan dikaruniai oleh Allah keimanan yang terasa manis di dalam hatinya." (HR. Hakim)
"Tidak ada seorang muslim yang memandang keindahan seorang perempuan, lalu ia menahan pandangannya, melainkan akan dijadikan baginya suatu ibadah yang kemanisannya akan ia rasakan dalam hatinya." (HR. Ath-Thabrani dan Ahmad)
"Awaslah kamu dari bersendirian dengan seorang wanita, demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyi) dengan wanita mlainkan dimasuki oleh setan antara keduanya. Dan, seorang yang berdesakan dengan babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya." (HR. Ath-Thabrani)
^ Subhanallah...
CANTIK LAHIR BATIN, SUBHANALLAH...
Senantiasa tampil cantik dan menawan adalah dambaan setiap insan. Berbagai perawatan dilakukan demi meraih penampilan yang diinginkan. Dari metode tradisional hingga terapi yang paling mutakhir, banyak tersedia untuk mewujudkan impian tersebut. Aktivitas ini tidak hanya dilakukan kaum Hawa. Kaum Adam memiliki kecenderungan yang sama. Fenomena pria metroseksual adalah satu bukti.
Mengejar penampilan jasmani tidak disalahkan dalam agama. Selain merupakan fitrah yang manusiawi, Allah Swt. pun menyenangi hambanya yang memerhatikan penampilan karena Ia Mahaindah dan mencintai keindahan.
Hanya saja, penampilan fisik ini bukanlah segala-galanya. Kecantikan fisik bisa memudar seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia. Maka, ada satu hal yang akan menjaga nilai kecantikan ini agar tidak pernah sirna, yaitu menghidupkan kecantikan rohani yang bersumber dari relung kesalehan hati.
Kecantikan rohani ini akan memancar jika pemiliknya mampu menjaga kebersihan hati dan menghilangkan penyakit-penyakitnya. Betapa besarnya peran dan fungsi hati dalam membentuk kepribadian. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW berujar, ''Ketahuilah di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, maka baik pulalah seluruh perbuatannya. Dan, apabila ia rusak, maka rusak pulalah seluruh perbuatannya. Ketahuilah itu adalah hati.'' (HR Bukhari dan Muslim).
Seluruh pikiran, perkataan, dan perbuatan adalah buah akhlak yang dikendalikan oleh hati. Ketika seorang Muslim memahami hakikat hidup di dunia, hatinya akan segera bertindak untuk mempercantik diri dengan akhlak mulia sesuai tuntunan Rasulullah serta mencampakkan tindakan tercela berupa syirik, iri, dengki, dan takabur.
Untuk menghadirkan kecantikan rohani, kaum Muslim tidak perlu merogoh uang saku yang banyak untuk perawatan. Hanya perlu memperbanyak amal saleh dan menjauhi segala bentuk perbuatan maksiat dan menggantinya dengan dzikir pada Allah Swt.
Suatu ketika Ibnu Abbas mengatakan, ''Sesungguhnya amal kebaikan itu akan memancarkan cahaya dalam hati, membersitkan sinar pada wajah, kekuatan pada tubuh, kelimpahan dalam rezeki, dan menumbuhkan rasa cinta di hati manusia kepadanya.''
Apabila kita telah tersadar untuk mempercantik diri secara lahiriah dengan busana dan perawatan tubuh yang sesuai dengan aturan Allah Swt, mari kita sempurnakan dengan mempercantik mata hati kita agar lebih dicintai Allah Swt dan seluruh makhluknya.
Inni uhibbukum fillah... ^_^
^ Ya Allah...,, Aku Jatuh Cinta
YA ALLAH...,, AKU JATUH CINTA
Ya Allah...,,
Yang membolak-balikkan hati kami..
Selama ini, aku tidak pernah tahu,
Bagaimana rasanya mencinta...
Namun, ku berharap
Bila cinta hadir menyapaku,
Aku tidak akan kehilangan Engkau...
Ya Allah...,,
Selama ini aku hanya berharap,
Semoga hati ini bisa mencinta seseorang
yang memiliki rasa cinta yang luar biasa kepada-Mu, Ilahi Robbi...
Ya Allah...,,
Selama ini, aku juga berharap,
Semoga bisa dicintai oleh seseorang
yang bisa mengarahkanku
menuju jalan keridhoan-Mu, Ilahi Robbi...
Pintaku Ya Allah...,,
Ijinkan aku memiliki rasa ini
Hingga ia menjadi indah di dada kami,
tanpa mengurangi rasa cinta kami
kepada-Mu, Ilahi Robbi...
Amien...
^ Untukmu Ukhti wa Akhi...
HIKMAH MEMPERTAHANKAN HARGA DIRI
Ukhti wa Akhi...,,
Kita berharap semoga Allah Swt. memberi kesempatan pada kita untuk mengenal diri agar kita tidak tertipu dengan topeng duniawi ini. Mengenal diri adalah syarat untuk menjadi lebih baik. Tidak mungkin, kita bisa memperbaiki orang lain, jika kita tidak bisa memperbaiki diri. Tidak mungkin, kita bisa memperbaiki diri jika kita tidak berani jujur terhadap diri sendiri.
Allah adalah Al-Kabiir. Jagat raya yang demikian besar sepenuhnya ada dalam genggaman Allah. Dalam pandangan Allah, semua itu sangat kecil dan tidak ada harganya. Manusia hanya mengaku-ngaku saja. Dunia hanya tempat singgah sementara. Itulah sedikit makna Allahu akbar..
Karena itu, tatkala kita mendengar kumandang adzan, semua urusan duniawi menjadi kecil. Bisnis, rapat, pekerjaan, atau uang semuanya menjadi kecil. Allah-lah Yang Mahabesar hingga kita bersegera menuju panggilan tersebut.
Dengan memaknai Allahu akbar, tidak akan terlintas dalam diri kitauntuk menjadi pengecut. Musuh, adalah bonus yang diberikan Allah kepada kita. Musuh, adalah ladang amal. Orang yang mengenal Allah akan menjadikan kalimat "Laa khaufun 'alaihim walaahum yahzanuun", tidak ada yang ditakuti kecuali Allah, sebagai prinsip hidup.
Harga Diri
Menganggap dunia kecil, buan berarti kita harus meremehkannya. Tujuannya, kita harus mengantisipasi agar tidak menjadi penjilat. Salah satu ciri pribadi bermutu adalah pribadi yang tidak menjilat kepada sesama manusia. Boleh kita bergaul rapat dengan manusia, tapi hati kita jangan pernah berharap dari mereka. Harapan kita hanya kepada Allah semata.
Kemuliaan harga diri adalah harta kita sesungguhnya. Bila kita mengenal Allah Dzat Yang Mahabesar, maka tidak ada tempat bagi kita untuk merasa besar. Konsekuensinya seperti pipa U. semakin kita mengangat diri, maka akan semakin jatuh pula kita dibuatnya. Sebaliknya, semakin kita menekan diri ke bawah (rendah hati), maka akan semain naik pula harga diri kita. Allah Swt. sudah mendesain hati kita untuk tidak menyukai kesombongan dan menyukai orang yang rendah hati.
Kenikmatan yang hakiki adalah ketika kita bisa memberikan manfaaf bagi orang lain, bukan mendapatkan dari orang lain. "Khoirunnas anfa'uhum linnaas...". Sebuah pohon yang akarnya menghujam ke bumi, akan menjadi pohon yang kokoh. Tapi, pohon yang akarnya tidak menghujam ke bumi, niscaya akan menjadi pohon yang rapuh. Demikian pula dengan manusia.
Pribadi yang kokoh dalam hidup, walau dicaci maki, difitnah, dibenci, adalah pribadi yang pribadinya menghujam ke bumi rendah hati. Sebaliknya pribadi yang rapuh adalah pribadi yang sombong dan terlalu berharap dari orang lain. Kebahagiaan yang sejati tidak datang dari orang kepada kita, tapi datang tatkala kita bisa berbuat untuk orang lain.
Kekuatan Iman
Bukankah ingin dihormati adalah standar dari manusia??? Benar, tapi kita harus berusaha membelokannya. Bagi kita cukuplah pujian dan penilaian Allah saja. Semakin kita tidak condong kepada duniawi, maka kita aan semakin bahagia dalam hidup. Karena itu, sesulit apapun situasi yang kita hadapi, maka kita harus mati-matian menjaga kehormatan diri.
Inilah yang dinamaan dengan kekuatan iman. Kita harus menjalani setiap langkah dengan penuh perhitungan, penuh perencanaan, dan penuh kemuliaan. Jika kita sanggup melakukan hal ini, kita tidak perlu takut mati kapanpun, karena itulah keberuntungan kita. takutlah kita jika hidup tergadai kemuliaannya. Kita harus berani tampil apa adanya.
Setiap kali kita mendapatkan sesuatu, maka pastikan harga diri kita lebih bernilai dari apa yang kita dapatkan. Saat kita mendapatkan uang, pastikan kemuliaan kita jauh lebih tinggi dari uang tersebut. Uang itu tidak lama, namun kehormatannya akan terus melekat. Keyakinan kepada Allah harus kita buktikan dengan selalu menjaga kehormatan. Moto kita, adalah melakukan yang terbaik bagi dunia dan bermanfaat bagi akhirat.
Inilah yang dimaksud dengan ma'rifatullah, mengenal Allah. Ma'rifatullah bukan tempat menyebunyikan kemalasan kita. Jangan menyembunyikan kelemahan dan kemalasan diri di balik kata sabar, tawakal, ridho, dan lainnya. Keimanan pada Allah harus diwujudkan dalam bentuk produktivitasnya. Ya, tujuan hidup kita adalah, mati di jalan Allah dengan terhormat dan mencapai surga-Nya kelak.
Wallahu a'lam bis showab...
Veshti, Solo 2009
^ Bila Saatnya Tiba...
KISAH SEPOTONG KAIN PUTIH
Hari ini ada ribuan gulung kain, diperjual-belikan di pasar-pasar di kota ini,
Hari ini ada sedemikian banyak kain putih, yang sedang dibeli, diukur dan dipotong,
Hari ini ada sedemikian banyak kain putih yang siap digunakan sebagai kain kafan,
Hari ini ada sedemikian banyak kain kafan yang seolah bertanya untuk siapa ia akan dibeli.
Esok hari, siapa gerangan pembeli berikutnya,
Bisa jadi kain putih itu akan dibeli orang yang tidak kita kenal,
Bisa jadi kain putih itu kita sendiri yang membelinya untuk tetangga atau keluarga terdekat kita,
Bisa jadi seseorang sedang membelikannya untuk jenazah kita yang sedang menunggu dikubur,
Engkau boleh saja tertawa, tapi bisa jadi kain kafanmu ada di truk pengirim barang yang sedang diparkir di pinggir toko kain itu,
Engkau boleh saja berencana, tapi bisa jadi kain kafanmu sedang dipesan si pemilik toko,
Engkau boleh saja tidur nyenyak, tapi bisa jadi seorang penenun sedang memintal kain kafanmu.
Engkau boleh saja menikmati keindahan alam pertanian, tapi boleh jadi seorang petani sedang memanen kapas bahan kain kafanmu.
Kita tidak tahu kapan hidup kita berakhir,
Kita juga tidak tahu kain kafan mana yang akan menemani kita di kuburan,
Tapi yang jelas kain itu ada di suatu tempat,
Kain putih itu sendiri tidak pernah tahu kepada siapa ia akan digunakan,
Seandainya ia bisa berbicara, tentu ia akan meminta agar digunakan pada orang soleh yang selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan berikutnya…
Vie_
^ For My Mom...
Senandung Cinta untuk Bunda
Bunda...
seandainya kau ada disini
takkan ada tetes bening mengalir dari kelopak mataku
tangan lembutmu pasti kan selalu ada tuk mengusapnya
Bunda...
seandainya kau ada disini
takkan ada gundah membayangi hariku
ketenangan kan tersalur lewat genggaman jemarimu
Bunda...
seandainya kau ada disini
takkan ada kebekuan didalam hati
dekapan hangatmu kan selalu menemani
Bunda...
seandainya Dia mengijinkan aku meminta
kan kupinta kesempatan tuk dapat mencium takzim punggung tanganmu lagi
Bunda...
seandainya aku dikembalikan ke alam tinggi dan boleh memilih siapa bundaku
takkan ragu kupilih rahimmu sebagai alam kecilku
Bunda...
seandainya Dia masih mengijinkan aku menghirup udara esok hari
kuingin tatap wajahmu di bayangan mentari
Bunda...
seandainya malam ini mataku tertutup dan tak pernah terbuka lagi
maafkanlah segala dosaku
maafkan atas airmata yang mengalir karena ketidakpatuhanku
maafkan atas gundah karena mengkhawatirkanku
maafkan atas kata-kataku yang pernah menggores luka di laci hatimu
Bunda...
kutemukan kedamaian samudera dimata teduhmu
kutemukan kekuatan karang di balik do'amu
kutemukan kesejukan mataair di lembut senyummu
kutemukan kehangatan mentari dikala dhuha di hangat dekapanmu
kutemukan keikhlasan mentari di lautan kasih sayangmu
Bunda...
seandainya takdirNya tak lagi mempersuakan raga
biarlah jiwa dan do'a kita bersatu di atas sana
biarlah Dia mengikatnya dengan tali cinta dan menyulamnya menjadi sutra kasih
Bunda...
suatu saat nanti
bila syurgaku berpindah dari telapak kakimu
iringi aku selalu dengan do'a restumu
karena bagiku do'amu adalah hadiah terindah dalam hidupku
Ummi,,, inni uhibbuki fillaah... ^_^
Vie_
Februari 03, 2009
^ Wanita Shalihah
WANITA SHALIHAH
Wanita Sholihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Mulialah wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga.
Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah". (HR. Muslim).
Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran. Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita sholihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).
Wanita sholihah itu murah senyum. Baginya, senyum adalah shodaqah. Namun, senyumnya tetap proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manis. Senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain. Wanita sholihah juga pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain. Ia juga selalu menjaga akhlaknya. Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah kemampuannya memelihara rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia sadar bahwa semakin kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, makin buruk kualitas akhlaknya.
Pada prinsipnya, wanita sholihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri. Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make up apa pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia "polos" tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.
Jika ingin menjadi wanita sholihah, maka belajarlah dari lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari mereka. Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah. Ia terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak. Contoh pula Siti Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Begitu kuatnya kesan kesholihahan Khadijah, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah walau Khadijah sendiri sudah meninggal. Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan.
Seorang pelajar yang baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita sholihah tiba-tiba muncul tanpa didahului sebuah proses. Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi. Banyak wanita bisa sukses. Namun tidak semua bisa sholihah. Sholihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, "Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman di sekelilingnya."
Peran wanita sholihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Kita pernah mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita sholihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Selama ini, wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius. Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa. Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita sholihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah. Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona wanita sholihah akan melekat pada diri kaum wanita kita.
Wallahu a'lam bis showab...
^ Keutamaan Dhuha...
RAHASIA SHOLAT DHUHA
Allah SWT dalam beberapa ayat bersumpah dengan waktu dhuha. Dalam pembukaan surat Assyams, Allah berfirman, ''Demi matahari dan demi waktu dhuha.'' Bahkan, ada surat khusus di Alquran dengan nama Addhuha.
Pada pembukaannya, Allah berfirman, ''Demi waktu dhuha.'' Imam Arrazi menerangkan bahwa Allah SWT setiap bersumpah dengan sesuatu, itu menunjukkan hal yang agung dan besar manfaatnya. Bila Allah bersumpah dengan waktu dhuha, berarti waktu dhuha adalah waktu yang sangat penting. Benar, waktu dhuha adalah waktu yang sangat penting. Di antara doa Rasulullah SAW: Allahumma baarik ummatii fii bukuurihaa. Artinya, ''Ya Allah berilah keberkahan kepada umatku di waktu pagi.''
Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang aktif dan bangun di waktu pagi (waktu subuh dan dhuha) untuk beribadah kepada Allah dan mencari nafkah yang halal, ia akan mendapatkan keberkahan. Sebaliknya, mereka yang terlena dalam mimpi-mimpi dan tidak sempat shalat Subuh pada waktunya, ia tidak kebagian keberkahan itu.
Abu Dzar meriwayatkan sebuah hadis. Rasulullah SAW bersabda, ''Bagi tiap-tiap ruas anggota tubuh kalian hendaklah dikeluarkan sedekah baginya setiap pagi. Satu kali membaca tasbih (subhanallah) adalah sedekah, satu kali membaca tahmid (alhamdulillah) adalah sedekah, satu kali membaca takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah, menyuruh berbuat baik adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan, semua itu bisa diganti dengan dua rakaat sholat Dhuha.'' (HR Muslim).
Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah SAW selalu melaksanakan shalat Dhuha empat rakaat. Dalam riwayat Ummu Hani', ''Kadang Rasulullah SAW melaksanakan shalat Dhuha sampai delapan rakaat.'' (HR Muslim). Imam Attirmidzi dan Imam Atthabrani meriwayatkan sebuah hadis yang menjelaskan bahwa bila seseorang melaksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid, lalu ia berdiam di tempat shalatnya sampai tiba waktu dhuha, kemudian ia melaksanakan shalat Dhuha, ia akan mendapatkan pahala seperti naik haji dan umrah diterima. Para ulama hadis merekomendasikan hadis ini kedudukannya hasan.
Jelaslah bahwa shalat Dhuha sangat penting bagi orang beriman. Penting bukan karena--seperti yang banyak dipersepsikan--shalat Dhuha ada hubungannya dengan mencari rezeki, melainkan ia penting karena sumpah Allah SWT dalam Alquran. Maka, sungguh bahagia orang-orang beriman yang memulai waktu paginya dengan sholat Subuh berjamaah di masjid, lalu dilanjutkan dengan sholat Dhuha.
Februari 02, 2009
^ Kisah Istri Rasulullah Saw.
KHADIDJAH BINTI KHUWAILID - ISTRI RASULULLAH YANG AGUNG
Dia adalah Khadijah r.a, seorang wanita janda, bangsawan, hartawan, cantik dan budiman. Ia disegani oleh masyarakat Quraisy khususnya, dan bangsa Arab pada umumnya. Sebagai seorang pengusaha, ia banyak memberikan bantuan dan modal kepada pedagang-pedagang atau melantik orang-orang untuk mewakili urusan-urusan perniagaannya ke luar negeri.
Banyak pemuka Quraisy yang ingin menikahinya dan sanggup membayar mas kawin berapa pun yang dikehendakinya, namun selalu ditolaknya dengan halus kerana tak ada yang berkenan di hatinya.
Pada suatu malam ia bermimpi melihat matahari turun dari langit, masuk ke dalam rumahnya serta memancarkan sinarnya merata kesemua tempat sehingga tiada sebuah rumah di kota Makkah yang luput dari sinarnya.
Mimpi itu diceritakan kepada sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal. Dia seorang lelaki yang berumur lanjut, ahli dalam mentakbirkan mimpi dan ahli tentang sejarah bangsa-bangsa purba. Waraqah juga mempunyai pengetahuan luas dalam agama yang dibawa oleh Nabi-Nabi terdahulu.
Waraqah berkata: "Takwil dari mimpimu itu ialah bahwa engkau akan menikah kelak dengan seorang Nabi akhir zaman." "Nabi itu berasal dari negeri mana?" tanya Khadijah bersungguh-sungguh. "Dari kota Makkah ini!" ujar Waraqah singkat. "Dari suku mana?" "Dari suku Quraisy juga." Khadijah bertanya lebih jauh: "Dari keluarga mana?" "Dari keluarga Bani Hasyim, keluarga terhormat," kata Waraqah dengan nada menghibur. Khadijah terdiam sejenak, kemudian tanpa sabar meneruskan pertanyaan terakhir: "Siapakah nama bakal orang agung itu, hai sepupuku?" Orang tua itu mempertegas: "Namanya Muhammad Saw. Dialah bakal suamimu!"
Khadijah pulang ke rumahnya dengan perasaan yang luar biasa gembiranya. Belum pernah ia merasakan kegembiraan sedemikian hebat. Maka sejak itulah Khadijah senantiasa bersikap menunggu dari manakah gerangan kelak munculnya sang pemimpin itu.
Pernikahan Rasulullah Saw. dengan Khadijah
Khadijah r.a diminta pendapat. Dengan jujur ia berkata kepada Waraqah: "Hai anak sepupuku, betapa aku akan menolak Muhammad Saw. padahal ia sangat amanah, memiliki keperibadian yang luhur, kemuliaan dan keturunan bangsawan, lagi pula pertalian kekeluargaannya luas". "Benar katamu, Khadijah, hanya saja ia tak berharta", ujar Waraqah. "Kalau ia tak berharta, maka aku cukup berharta. Aku tak memerlukan harta lelaki. Kuwakilkan kepadamu untuk menikahkan aku dengannya," demikian Khadijah r.a menyerahkan urusannya.
Waraqah bin Naufal kembali mendatangi Abu Thalib memberitakan bahwa dari pihak keluarga perempuan sudah bulat mufakat dan merestui bakal pernikahan kedua mempelai. Lamaran diterima dengan persetujuan mas kawin lima ratus dirham. Abu Bakar r.a, yang kelak mendapat sebutan "Ash-Shiddiq", sahabat akrab Muhammad Saw. sejak dari masa kecil, memberikan sumbangan pakaian indah buatan Mesir, yang melambangkan kebangsawaan Quraisy, sebagaimana layaknya dipakai dalam upacara adat istiadat pernikahan agung, apalagi karena yang akan dinikahi adalah seorang hartawan dan bangsawan pula.
Peristiwa pernikahan Muhammad Saw. dengan Khadijah r.a berlangsung pada hari Jum'at, dua bulan sesudah kembali dari perjalanan niaga ke negeri Syam. Bertindak sebagai wali Khadijah r.a ialah pamannya bernama 'Amir bin Asad, sedang Waraqah bin Naufal membacakan khutbah pernikahan dengan fasih, disambut oleh Abu Thalib sebagai berikut: "Alhamdu Lillaah, segala puji bagi Allah Yang menciptakan kita keturunan (Nabi) Ibrahim, benih (Nabi) Ismail, anak cucu Ma'ad, dari keturunan Mudhar. "Begitupun kita memuji Allah Swt. Yang menjadikan kita penjaga rumah-Nya, pengawal Tanah Haram-Nya yang aman sejahtera, dan menjadikan kita hakim terhadap sesama manusia.
"Sesungguhnya anak saudaraku ini, Muhammad bin Abdullah, kalau akan ditimbang dengan laki-laki manapun juga, niscaya ia lebih berat dari mereka sekalian. Walaupun ia tidak berharta, namun harta benda itu adalah bayang-bayang yang akan hilang dan sesuatu yang akan cepat perginya. Akan tetapi Muhammad SAW, tuan-tuan sudah mengenalinya siapa dia. Dia telah melamar Khadijah binti Khuwailid. Dia akan memberikan mas kawin lima ratus dirham yang akan segera dibayarnya dengan tunai dari hartaku sendiri dan saudara-saudaraku.
"Demi Allah Swt., sesungguhnya aku mempunyai firasat tentang dirinya bahwa sesudah ini, yakni di saat-saat mendatang, ia akan memperolehi berita gembira (albasyaarah) serta pengalaman-pengalaman hebat. "Semoga Allah memberkati pernikahan ini". Penyambutan untuk memeriahkan majlis pernikahan itu sangat meriah di rumah mempelai perempuan. Puluhan anak-anak lelaki dan perempuan berdiri berbaris di pintu sebelah kanan di sepanjang lorong yang dilalui oleh mempelai lelaki, mengucapkan salam marhaban kepada mempelai dan menghamburkan harum-haruman kepada para tamu dan pengiring.
Selesai upacara dan tamu-tamu bubar, Khadijah r.a membuka isi hati kepada suaminya dengan ucapan: "Hai Al-Amiin, bergembiralah! Semua harta kekayaan ini baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang terdiri dari bangunan-bangunan, rumah-rumah, barang-barang dagangan, hamba-hamba sahaya adalah menjadi milikmu. Engkau bebas membelanjakannya ke jalan mana yang engkau ridhoi !"
Itulah sebagaimana Firman Allah Swt. yang bermaksud: "Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kekayaan". (Adh-Dhuhaa: 8)
Alangkah bahagianya kedua pasangan mulia itu, hidup sebagai suami isteri yang sekufu, sehaluan, serasi dan secita-cita.
Dijamin Masuk Surga (Subhanallah...)
Khadijah r.a mendampingi Muhammad Saw. selama dua puluh enam tahun, yakni enam belas tahun sebelum dilantik menjadi Nabi, dan sepuluh tahun sesudah masa kenabian. Ia isteri tunggal, tak ada duanya, bercerai karena kematian. Tahun wafatnya disebut "Tahun Kesedihan" ('Aamul Huzni).
Khadijah r.a adalah orang pertama sekali beriman kepada Rasulullah Saw. ketika wahyu pertama turun dari langit. Tidak ada yang mendahuluinya. Ketika Rasulullah Saw. menceritakan pengalamannya pada peristiwa turunnya wahyu pertama yang disampaikan Jibril 'alaihissalam, dimana beliau merasa ketakutan dan menggigil menyaksikan bentuk Jibril a.s dalam rupa aslinya, maka Khadijahlah yang pertama dapat mengerti makna peristiwa itu dan menghiburnya, sambil berkata: "Bergembiralah dan tenteramkanlah hatimu. Demi Allah Swt. yang menguasai diri Khadijah r.a, engkau ini benar-benar akan menjadi Nabi Pesuruh Allah bagi umat kita. "Allah Swt. tidak akan mengecewakanmu. Bukankah engkau orang yang senantiasa berusaha untuk menghubungkan tali persaudaraan? Bukankah engkau selalu berkata benar? Bukankah engkau senantiasa menyantuni anak yatim piatu, menghormati tamu dan mengulurkan bantuan kepada setiap orang yang ditimpa kemalangan dan musibah?"
Khadijah r.a membela suaminya dengan harta dan dirinya di dalam menegakkan kalimah tauhid, serta selalu menghiburnya dalam duka derita yang dialaminya dari gangguan kaumnya yang masih ingkar terhadap kebenaran agama Islam, menangkis segala serangan caci maki yang dilancarkan oleh bangsawan-bangsawan dan hartawan Quraisy. Layaklah kalau Khadijah r.a mendapat keistimewaan khusus yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita lain yaitu, menerima ucapan salam dari Allah Swt. yang disampaikan oleh malaikat Jibril a.s kepada Rasulullah Saw. disertai salam dari Jibril a.s peribadi untuk disampaikan kepada Khadijah radiallahu 'anha serta dihiburnya dengan syurga.
Kesetiaan Khadijah r.a diimbangi oleh kecintaan Nabi Saw. kepadanya tanpa terbatas. Nabi Saw. pernah berkata: "Wanita yang utama dan yang pertama akan masuk Syurga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad Saw.., Maryam binti 'Imran dan Asyiah binti Muzaahim, isteri Fir'aun".
Wanita Terbaik
Sanjungan lain yang banyak kali diucapkan Rasulullah Saw. terhadap peribadi Khadijah r.a ialah: "Dia adalah seorang wanita yang terbaik, karena dia telah percaya dan beriman kepadaku di saat orang lain masih dalam kebimbanga, dia telah membenarkan aku di saat orang lain mendustakanku; dia telah mengorbankan semua harta bendanya ketika orang lain mencegah kemurahannya terhadapku; dan dia telah melahirkan bagiku beberapa putera-puteri yang tidak ku dapatkan dari isteri-isteri yang lain".
Putera-puteri Rasulullah Saw. dari Khadijah r.a sebanyak tujuh orang: tiga lelaki (kesemuanya meninggal di waktu kecil) dan empat wanita. Salah satu dari puterinya bernama Fatimah, dinikahkan dengan Ali bin Abu Thalib, sama-sama sesuku Bani Hasyim. Keturunan dari kedua pasangan inilah yang dianggap sebagai keturunan langsung dari Rasulullah Saw.
^ Ummi...
JIHAD SEORANG IBU
Rasulullah SAW bersabda, ''Setiap jerih payah istri di rumah sama nilainya dengan jerih payah suami di medan jihad.'' (HR Bukhari dan Muslim). Pada dasarnya, Islam telah memberikan keistimewaan kepada para istri untuk tetap berada di rumahnya. Untuk mendapatkan surga-Nya kelak, para istri cukup berjuang di rumah tangganya dengan ikhlas. Tetesan keringat mereka di dapur dinilai sama dengan darah mujahid di medan perang.
Menjadi ibu rumah tangga kedengarannya memang sepele dan remeh, hanya berkecimpung dengan urusan rumah dari A-Z, namun siapa sangka banyak sekali kebaikan dan hikmah yang dapat diperoleh. Ibulah yang mengambil porsi terbesar dalam pembentukan pribadi sebuah generasi.
Pertumbuhan suatu generasi bangsa pertama kali berada di buaian para ibu. Di tangan ibu pula pendidikan anak ditanamkan dari usia dini, dan berkat keuletan dan ketulusan ibu jualah bermunculan generasi-generasi berkualitas dan bermanfaat bagi bangsa dan agama.
Dalam Islam, ini adalah tugas besar, namun sangat mulia dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ''Seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya.'' (HR Bukhari dan Muslim).
Sayangnya, kebanyakan wanita modern saat ini tidak menyukai aktivitas rumah tangga. Mereka lebih bangga bekerja di luar rumah karena beranggapan tinggal di rumah identik dengan ketidakmandirian dan ketidakberdayaan ekonomi. Maka, jadilah peran ibu di rumah dianggap rendah, dan tidak sedikit ibu rumah tangga yang malu-malu ketika ditanya apa pekerjaannya.
Meskipun seorang wanita tidak bekerja setelah lulus sarjana, ilmunya tidak akan sia-sia, sebab ia akan menjadi ibu sekaligus pendidik bagi anak-anaknya. Kebiasaan berpikir ilmiah yang ia dapatkan dari proses belajar di bangku kuliah itulah yang akan membedakannya dalam mendidik anak. Seorang ibu memang harus cerdas dan berkualitas, sebab kewajiban mengurus anak tidak sebatas memberi makan.
Ia harus mampu merawat dan mendidik anak-anaknya dengan benar, penuh kasih sayang, kesabaran, menempanya dengan nilai dan norma agama agar sang anak mampu menghindar dari pengaruh lingkungan dan kemajuan teknologi yang merusak akal dan akhlaknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh seorang ibu yang cerdas.
Rasulullah SAW bersabda, ''Setiap jerih payah istri di rumah sama nilainya dengan jerih payah suami di medan jihad.'' (HR Bukhari dan Muslim). Pada dasarnya, Islam telah memberikan keistimewaan kepada para istri untuk tetap berada di rumahnya. Untuk mendapatkan surga-Nya kelak, para istri cukup berjuang di rumah tangganya dengan ikhlas. Tetesan keringat mereka di dapur dinilai sama dengan darah mujahid di medan perang.
Menjadi ibu rumah tangga kedengarannya memang sepele dan remeh, hanya berkecimpung dengan urusan rumah dari A-Z, namun siapa sangka banyak sekali kebaikan dan hikmah yang dapat diperoleh. Ibulah yang mengambil porsi terbesar dalam pembentukan pribadi sebuah generasi.
Pertumbuhan suatu generasi bangsa pertama kali berada di buaian para ibu. Di tangan ibu pula pendidikan anak ditanamkan dari usia dini, dan berkat keuletan dan ketulusan ibu jualah bermunculan generasi-generasi berkualitas dan bermanfaat bagi bangsa dan agama.
Dalam Islam, ini adalah tugas besar, namun sangat mulia dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ''Seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya.'' (HR Bukhari dan Muslim).
Sayangnya, kebanyakan wanita modern saat ini tidak menyukai aktivitas rumah tangga. Mereka lebih bangga bekerja di luar rumah karena beranggapan tinggal di rumah identik dengan ketidakmandirian dan ketidakberdayaan ekonomi. Maka, jadilah peran ibu di rumah dianggap rendah, dan tidak sedikit ibu rumah tangga yang malu-malu ketika ditanya apa pekerjaannya.
Meskipun seorang wanita tidak bekerja setelah lulus sarjana, ilmunya tidak akan sia-sia, sebab ia akan menjadi ibu sekaligus pendidik bagi anak-anaknya. Kebiasaan berpikir ilmiah yang ia dapatkan dari proses belajar di bangku kuliah itulah yang akan membedakannya dalam mendidik anak. Seorang ibu memang harus cerdas dan berkualitas, sebab kewajiban mengurus anak tidak sebatas memberi makan.
Ia harus mampu merawat dan mendidik anak-anaknya dengan benar, penuh kasih sayang, kesabaran, menempanya dengan nilai dan norma agama agar sang anak mampu menghindar dari pengaruh lingkungan dan kemajuan teknologi yang merusak akal dan akhlaknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh seorang ibu yang cerdas.
^ Kisah Teladan...
KISAH BIDADARI SURGA, AINUL MARDIYAH
Dalam suatu kisah yang dipaparkan Al Yafi’i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid, dikatakan: Suatu hari ketika kami sedang bersiap-siap hendak berangkat perang, aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At Taubah ayat 111, yang artinya sebagai berikut :
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan sorga untuk mereka"
Selesai ayat itu dibaca, seorang anak muda yang berusia 15 tahun atau lebih bangkit dari tempat duduknya. Ia mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal. Ia berkata:"Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan sorga untuk mereka?" "Ya, benar, anak muda" kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan:"Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan sorga."
Anak muda itu kemudian mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan. Hanya kuda dan pedangnya saja yang tidak. Sampai tiba waktu pemberangkatan pasukan, ternyata pemuda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur.
Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran, tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak:"Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah . ." Kami menduga dia mulai ragu dan pikirannya kacau, kudekati dan kutanyakan siapakah Ainul Mardiyah itu. Ia menjawab: "Tadi sewaktu aku sedang kantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: "Pergilah kepada Ainul Mardiyah." Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan dipinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan yang indah. Manakala melihat kedatanganku , mereka bergembira seraya berkata: "Inilah suami Ainul Mardhiyah . . . . ."
"Assalamu’alaikum" kataku bersalam kepada mereka. "Adakah di antara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?" Mereka menjawab salamku dan berkata: "Tidak, kami ini adalah pembantunya. Teruskanlah langkahmu" Beberapa kali aku sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yang lebih cantik, tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya dan menyuruh aku meneruskan langkah.
Akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadiranku dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di dalam: "Hai Ainul Mardhiyah, ini suamimu datang . ..."
Ketika aku dipersilahkan masuk kulihat bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Waktu aku mendekat dia berkata: "Bersabarlah, kamu belum diijinkan lebih dekat kepadaku, karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu." Anak muda melanjutkan kisah mimpinya: "Lalu aku terbangun, wahai Abdul Hamid. Aku tidak sabar lagi menanti terlalu lama".
Belum lagi percakapan kami selesai, tiba-tiba sekelompok pasukan musuh terdiri sembilan orang menyerbu kami. Pemuda itu segera bangkit dan melabrak mereka. Selesai pertempuran aku mencoba meneliti, kulihat anak muda itu penuh luka ditubuhnya dan berlumuran darah. Ia nampak tersenyum gembira, senyum penuh kebahagiaan, hingga ruhnya berpisah dari badannya untuk meninggalkan dunia.
dikutip dari : www.islam.blogsome.com
Dalam suatu kisah yang dipaparkan Al Yafi’i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid, dikatakan: Suatu hari ketika kami sedang bersiap-siap hendak berangkat perang, aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At Taubah ayat 111, yang artinya sebagai berikut :
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan sorga untuk mereka"
Selesai ayat itu dibaca, seorang anak muda yang berusia 15 tahun atau lebih bangkit dari tempat duduknya. Ia mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal. Ia berkata:"Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan sorga untuk mereka?" "Ya, benar, anak muda" kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan:"Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan sorga."
Anak muda itu kemudian mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan. Hanya kuda dan pedangnya saja yang tidak. Sampai tiba waktu pemberangkatan pasukan, ternyata pemuda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur.
Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran, tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak:"Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah . ." Kami menduga dia mulai ragu dan pikirannya kacau, kudekati dan kutanyakan siapakah Ainul Mardiyah itu. Ia menjawab: "Tadi sewaktu aku sedang kantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: "Pergilah kepada Ainul Mardiyah." Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan dipinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan yang indah. Manakala melihat kedatanganku , mereka bergembira seraya berkata: "Inilah suami Ainul Mardhiyah . . . . ."
"Assalamu’alaikum" kataku bersalam kepada mereka. "Adakah di antara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?" Mereka menjawab salamku dan berkata: "Tidak, kami ini adalah pembantunya. Teruskanlah langkahmu" Beberapa kali aku sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yang lebih cantik, tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya dan menyuruh aku meneruskan langkah.
Akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadiranku dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di dalam: "Hai Ainul Mardhiyah, ini suamimu datang . ..."
Ketika aku dipersilahkan masuk kulihat bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Waktu aku mendekat dia berkata: "Bersabarlah, kamu belum diijinkan lebih dekat kepadaku, karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu." Anak muda melanjutkan kisah mimpinya: "Lalu aku terbangun, wahai Abdul Hamid. Aku tidak sabar lagi menanti terlalu lama".
Belum lagi percakapan kami selesai, tiba-tiba sekelompok pasukan musuh terdiri sembilan orang menyerbu kami. Pemuda itu segera bangkit dan melabrak mereka. Selesai pertempuran aku mencoba meneliti, kulihat anak muda itu penuh luka ditubuhnya dan berlumuran darah. Ia nampak tersenyum gembira, senyum penuh kebahagiaan, hingga ruhnya berpisah dari badannya untuk meninggalkan dunia.
dikutip dari : www.islam.blogsome.com
Februari 01, 2009
^ Hidayatullah...
YANA AISYAH MERASAKAN NIKMAT ISLAM
Pengajian mingguan yang aku hadiri tidak seramai biasanya. Agak sunyi. Beberapa hari terakhir memang London tengah diguyur hujan hingga menyebabkan semua kegiatan rutin agak tersendat-sendat. Beberapa peserta banyak yang terkena sakit flue atau alasan lainnya.
Meski banyak yang absen, tapi hari itu ada keistimewaan tersendiri. Tiga diantara peserta yang hadir adalah dua brothers dan satu sister muallaf. Mereka adalah brother Gaffar (Jaffar) alias Gavin yang baru sembilan bulan menjadi Muslim, Jamal alias James dan sister Aisyah, gadis cantik asal Czeckolovakia.
Sebelum mengakhiri pengajian, kami memberi kesempatan kepada sahabat kami, seorang muallaf yang hadir hari itu untuk menyampaikan pendapat serta pengalaman spiritual mereka selama menjadi Muslim.
Mereka masing masing menyampaikan perasaan dan pengalaman mereka selama menjadi Muslim. Tentu pendapatnya masing-masing berbeda. Namun satu yang pasti bahwa mereka tambah yakin akan kebenaran Islam, merasakan satu ketenangan dalam jiwa mereka. Tidak itu saja, Gaffar mengatakan bahwa sejak ia kembali dari umrah Ramadhan lalu, kini ia lebih terbuka dan berterus terang dengan para pegawai, baik tetang dirinya yang sudah Muslim. Kebetulan ia seorang direktur di perusahaannya.
Konon setiap hari, ujarnya, ada saja orang bertanya tentang Islam. Tak hentinya mereka bertanya, kebetulan yang bertanya adalah orang-orang ilmuwan. “I love talking Islam in science percepective,” ujarnya. Begitu juga Jamal dan Aisyah. Maha Besar Allah. Pesan dan kesan mereka membuat kami yang lahir Muslim jadi terpacu dan terpicu untuk meningkatkan keimanan kami. Pengajian ditutup lalu disambung dengan shalat maghrib dan diakhiri dengan makan.
Enam bulan....
Saya mengenal cukup lama dengan Aisyah. Namun baru kali ini berjumpa lagi dengannya, bertepatan saat pengajian. Selama ini, sister Aisyah, begitu saya sering memanggilnya, begitu sibuk dengan kursus Arab-nya (mengaji Al-Quran) selain bekerja tentunya. Kali ini ada ada kesempatan untuk berbincang. Kita memang sudah berjanji untuk bisa berbincang soal perjalanan dan pengalaman spiritualnya menuju Islam. Akhirnya, dengan senang hati ia membolehkan saya untuk menceritakan pengalamannya dalam bentuk tulisan.
“ I let you to write my story, my journey to Islam sis, I hope it will be useful for other”, ujarnya.
Ia nampak lebih anggun hari itu. Percaya dirinya kian bertambah dengan busana Muslimnya yang kaffah serta jilbabnya yang sarat dan memenuhi syariat –padahal subhanllah ia adalah seorang muallaf alias “A new Muslim atau convert” dibanding kita yang lahir Muslim atau 'born a Muslim'.
Kepadaku, ia menceritakan kisahnya. Sebelum jadi Aisyah nama asli nya adalah Yana. Ia datang ke London 3 ahun lalu. Gadis asal Czecklo ini datang di negeri Ratu Elizabeth untuk mengadu peruntungan dan mencari pekerjaan. Baru pertama kali itulah dalam hidupnya ia melihat Muslim. Menurutnya bahwa agama Islam itu agama yang eksotik, maksudnya eksklusif hanya cocok dan melulu untuk orang Arab saja, bukan untuk orang orang Eropa, baik Eropa barat atau timur , seperti dirinya, yang berasal dari Czecklovakia. Ia tahu betul bawa agama resmi dinegeriya adalah agama Kristen.
Sampai suaru hari ia berjumpa dengan seorang lelaki asal Pakistan. “Kami berteman,” ujarnya. Suatu petang mereka bercakap-cakap disuatu warung kopi atau cafĂ© sambil makan sore. Kami terlibat dengan percakapan soal agama sampai percakapan tentang agama Islam dan Muslim. Diakhir percakapan itu Aisyah mengajukan pertanyaan yang membuatnya terkejut:
“He asked me if I would to convert to Islam. I answered",
“Never! I can’t do something like this. It’s a really crazy idea!".
"Nggak bakalan deh saya melakukan yang begituan. "Wah itu bener bener gila kalau saya masuk Islam, lalu ia bertanya lagi".
“Why?“
“I answered,”Because I like to wear top, T-Shirt and jeans and I like to do sunbathing and swimming and so on and so on....” (Karena saya suka pakai baju blus biasa, T-shirt dan celana jeans, juga saya suka berenang dan berjemur di matahari).
“Saya heran kenapa temanku ini kok aneh banget? Ngajakin saya masuk Islam. Ganti agama?. Ah, yang bener aja, emang gampang?" itulah kira-kira yang ada dibenak Aisyah kala itu.
“Ketika kami berpisah, entah bagaimana si lelaki ini telah meninggalkan suatu kesan di hati saya. Sangat membekas. Cukup dalam. Tak hentinya saya memikirkan percakapan petang itu, baik tentang Islam, Muslim dan permintaan atau pertanyaan dia kalau saya mau masuk Islam. Saya tak paham, lalu saya berkata. "Ah, gila dia," kenang Aisyah.
“Tapi… kenapa lantas saya tak hentinya memikirkan ini. Terus terang hal ini berputar-putar di benak saya. Tak ubahnya seperti korsel. Hati saya dibolak balik seperti juga saya membolak balikan tubuh saya ditempat tidur dimalam itu. Saya tak bisa tidur. Ya, Semalaman!”.
“Uh, rasanya saya tak sabar menanti hari esok, ingin rasanya matahari cepat datang dan terbit. Hmm saya dibuat penasaran oleh dia, si lelaki Pakistan itu. Ia telah membuat saya begitu interest sama agama ini hingga saya berbicara pada diri saya: “Ok it will be interesting to read something about this religion,” saya tertantang jadinya.
“Esoknya saya bergegas ke warnet lalu saya cari situs tentang Islam dalam bahasa Czech tentunya agar mudah saya pahami. Setelah saya baca secepatnya saya memilih artikel: “Posisi Wanita Dalam Islam”…dan betul betul membuat saya terperangah dan bahkan membuatku terpaku. Saya mikir."
“Betapa tingginya peran dan posisi wanita dan berapa banyak haknya Wanita dalam Islam’. Itu kesan pertama saya,” ujarnya.
“Kemudian saya lanjutkan dengan membaca beberapa artikel lainnya. Ia bagai sebuah magis. Kekuatan magnitnya begitu menerpa jantung saya. Kuat sekali. Saya tertarik.”
“Dari yang saya baca saya menyimpulkan betapa agama ini begitu toleran terhadap agama lainnya, tidak memandang suku, ras dan warna dan mengumpamakan bahwa kita ini bersaudara, bagai satu tubuh, mengundang persatuan”.
“Saya kopi-paste artikel ini ke dalam USB, lalu saya print sehingga saya bisa membaca di rumah. Sejak itu saya terus membaca Islam. Ibaratnya saya seperti orang kehausan. Tambah banyak saya membaca Islam, betambah banyak saya ingin tahu. Sampai kepada satu kesimpulan bahwa secara filosofi Islam ini begitu penuh dengan kedamaian dan apapun yang ditawarkan oleh Islam sepertinya serba masuk akal dan sangat fitrah. “Islam is peaceful and every thing makes sense in Islam”, demikian kata Aisyah.
***
Suatu hari, Aisyah mengaku rindu akan keluarganya dan ingin memiliki Al-Quran dengan terjemahan dalam bahasa Czeck yang tidak ia dapatkan di London. Akhirnya ia pulang ke Czeck untuk mengobat rindu kepada keluarga sambil liburan. Di sana ia membeli kitab Al-Quran dalam dengan terjemahan bahasa Czeck. Ia baca kitab suci ini ini berulang-ulang, sungguh ia terpana dibuatnya. Salah satu ayat yang membuatnya terpana adalah ayat di bawah ini:
“The good deed and evil deed cannot be equal. Repel (the evil) with one which is better (i.e. Allah orders the faithful believers to be patient at the time of anger, and excuse those who treat them badly) them verily he, between whom and you there was enmity, (will become) as though he was a close friend.”
(Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (QS. 41:34))
“Ayat ini telah betul-betul merasuk ke hati saya, sangat dalam”, ujarnya ketika ia membaca ayat 34 surat Fushilat.
Waktu terus berjalan. Kira-kira enam bulan. “Perasaan ini kian menguat bahwa saya ingin sekali mengikuti agama ini," ujar Aisyah.
“Saya kembali ke Czeckoslovakia untuk liburan lagi sambil ingin mengatakan kepada kedua orangtua saya tentang agama Islam yang sedang saya pelajari dan saya cinta. Alhamdulillah, mereka berdua tidak keberatan sama sekali".
"Kok bisa sis, mereka tidak kecewa, marah atau bersedih,” tanyaku. “Well, kami di Czecko, terutama di keluarga sama sekali hampir tidak pernah berbicara soal agama. Ke gerejapun, saya hampir tidak pernah melihat mereka pergi, walaupun mengaku beragama Katolik (Roman Catholic). Kami di Czecko memang di sana rata-rata Katolik," ia menambahkan.
“Atas restu kedua orangtua saya akhirnya saya balik ke London dan mengikrarkan syahadat pada bulan Maret 2006. Ah ternyata tidak susah ya menjadi Muslim, hanya mengucapkan, “ ujarnya.
"ASHHADU ANLA ILAHA ILLA-ALLAH WA ASHHADU ANNA MUHAMMADAN RASULAHH". I witness that is not got except Allah and I witness that Muhammad is messenger of Allah.” (Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah)
Sejak bersyahadat Aisyah merasa berbahagia dan mendapatkan ketenangan, dan ia lebih intens belajar Islam serta belajar bahasa Arab. Di akhir pekan ia belajar bahasa Arab (maksudnya belajar mengaji). Meski ngaji nya masih rada alot kedengarannya. Namun ia berupaya keras menghafal surat-surat pendek untuk shalat.
“Islam menurutku, sangat mudah praktis,” ujarnya. “Bahwa Islam itu tidak cuma shalat lima waktu, pake jilbab.. tapi Islam adalah cara hidup atau ‘A way of life..ad-Dien, menurut saya bahwa Islam adalah apa yang kita kerjakan dari pagi hingga petang.”
Niqab Aisyah
Bulan September, enam bulan usadi bersyahadat, Aisyah menggunakan abaya atau baju Muslimah. Sebelumnya, untuk beradaptasi saat pulang ke Czeck dia cuma pake baju biasa. Rok panjang, blous tanpak jilbab. Itupun sudah membuat teman-temam di kampusnya terkejut melihat perubahan itu. Dia potong kukunya pendek dan tidak lagi mengenakan kutek. Saudara sepupunya yang seusia, bahkan sempat marah dan tidak suka saat ia tahu Yana masuk Islam. Bahkan beberapa saat mereka tidak saling menyapa dan bicara.
Lebaran 2006 lalu, saya terkejut. Sebab saya temukan ia memakai niqab (cadar). Lebih terkejut lagi setalah tahu bahwa ia telah melepas cadarnya. “Kenapa dilepas, “ bagitu tanyaku kala itu. Menurut Aisyah, dia tahu itu tidak diwajibkan dan banyak pendapat beberapa imam (scholar) yang berbeda.
Semenjak beralih memeluk Islam, Aisyah sangat rajin belajar agama dan mengaji. Kini, ia memiliki seorang guru asal Pakistan.
“Guru saya seorang Syeikh (baca ustadz), asal Pakistan, mengatakan bahwa Islam itu bukan sebuah agama kekerasan, opresi (opressed) menekan atau pemaksaan, tapi Islam adalah agama pertengahan dan mencari keseimbangan dalam segala aspek di dalam kehidupan kita sehari-hari. Islam bukan agama hanya ibadah ritual saja, bukan pula agama ke-rahiban, atau sebaliknya mencari dunia saja dan melupakan Tuhan atau kematian. Dalam Islam ada waktu untuk menyembah Allah, waktu untuk keluarga, bermain dengan anak-anak, berinteraksi dengan manusia, berbuat kebaikan, bekerja atau studi dan bahkan kita diperintahkan untuk santai. Semua itu adalah ibadah.” Demikian ujarnya.
“Saya tengah meniti menjadi Muslim yang betul-betul akan berada pada tingkatan bahwa saya akan bisa merasakan melihat Allah, walau bukan dengan kasat mata. Artinya apapun yang saya lakukan saya tahu Allah menyaksikan perbuatan saya, saya mengutip ini dari apa yang Rasulullah sampaikan disalah satu hadits.
“Sis, jika ada orang bertanya, seperti apa rasanya menjadi seorang Muslim. Apa yang akan Anda jawab?”, begitu tanya saya pada Aisyah.
“Saya akan menganalogikan seperti makan buah apel deh. Saya akan katakan kepada mereka untuk merasakan buah apel, Anda harus mencicipi dan memakannya sendiri. Di situ Anda akan tahu seperti apa indah dan lezatnya buah apel. Rasa buah apel ini hanya bisa dirasakan dinikmati kalau Anda mau memakannya sendiri."
Sebelum menutup pembicaraan, Aisyah mengundang bagi mereka yang belum tahu rasanya bagaimana menjadi seorang Muslim agar bisa merasakan bagaimana nikmatnya berislam.
"Let’s taste the feeling to be a Muslim", undangnya.
dikutip dari : www.hidayatullah.com
Pengajian mingguan yang aku hadiri tidak seramai biasanya. Agak sunyi. Beberapa hari terakhir memang London tengah diguyur hujan hingga menyebabkan semua kegiatan rutin agak tersendat-sendat. Beberapa peserta banyak yang terkena sakit flue atau alasan lainnya.
Meski banyak yang absen, tapi hari itu ada keistimewaan tersendiri. Tiga diantara peserta yang hadir adalah dua brothers dan satu sister muallaf. Mereka adalah brother Gaffar (Jaffar) alias Gavin yang baru sembilan bulan menjadi Muslim, Jamal alias James dan sister Aisyah, gadis cantik asal Czeckolovakia.
Sebelum mengakhiri pengajian, kami memberi kesempatan kepada sahabat kami, seorang muallaf yang hadir hari itu untuk menyampaikan pendapat serta pengalaman spiritual mereka selama menjadi Muslim.
Mereka masing masing menyampaikan perasaan dan pengalaman mereka selama menjadi Muslim. Tentu pendapatnya masing-masing berbeda. Namun satu yang pasti bahwa mereka tambah yakin akan kebenaran Islam, merasakan satu ketenangan dalam jiwa mereka. Tidak itu saja, Gaffar mengatakan bahwa sejak ia kembali dari umrah Ramadhan lalu, kini ia lebih terbuka dan berterus terang dengan para pegawai, baik tetang dirinya yang sudah Muslim. Kebetulan ia seorang direktur di perusahaannya.
Konon setiap hari, ujarnya, ada saja orang bertanya tentang Islam. Tak hentinya mereka bertanya, kebetulan yang bertanya adalah orang-orang ilmuwan. “I love talking Islam in science percepective,” ujarnya. Begitu juga Jamal dan Aisyah. Maha Besar Allah. Pesan dan kesan mereka membuat kami yang lahir Muslim jadi terpacu dan terpicu untuk meningkatkan keimanan kami. Pengajian ditutup lalu disambung dengan shalat maghrib dan diakhiri dengan makan.
Enam bulan....
Saya mengenal cukup lama dengan Aisyah. Namun baru kali ini berjumpa lagi dengannya, bertepatan saat pengajian. Selama ini, sister Aisyah, begitu saya sering memanggilnya, begitu sibuk dengan kursus Arab-nya (mengaji Al-Quran) selain bekerja tentunya. Kali ini ada ada kesempatan untuk berbincang. Kita memang sudah berjanji untuk bisa berbincang soal perjalanan dan pengalaman spiritualnya menuju Islam. Akhirnya, dengan senang hati ia membolehkan saya untuk menceritakan pengalamannya dalam bentuk tulisan.
“ I let you to write my story, my journey to Islam sis, I hope it will be useful for other”, ujarnya.
Ia nampak lebih anggun hari itu. Percaya dirinya kian bertambah dengan busana Muslimnya yang kaffah serta jilbabnya yang sarat dan memenuhi syariat –padahal subhanllah ia adalah seorang muallaf alias “A new Muslim atau convert” dibanding kita yang lahir Muslim atau 'born a Muslim'.
Kepadaku, ia menceritakan kisahnya. Sebelum jadi Aisyah nama asli nya adalah Yana. Ia datang ke London 3 ahun lalu. Gadis asal Czecklo ini datang di negeri Ratu Elizabeth untuk mengadu peruntungan dan mencari pekerjaan. Baru pertama kali itulah dalam hidupnya ia melihat Muslim. Menurutnya bahwa agama Islam itu agama yang eksotik, maksudnya eksklusif hanya cocok dan melulu untuk orang Arab saja, bukan untuk orang orang Eropa, baik Eropa barat atau timur , seperti dirinya, yang berasal dari Czecklovakia. Ia tahu betul bawa agama resmi dinegeriya adalah agama Kristen.
Sampai suaru hari ia berjumpa dengan seorang lelaki asal Pakistan. “Kami berteman,” ujarnya. Suatu petang mereka bercakap-cakap disuatu warung kopi atau cafĂ© sambil makan sore. Kami terlibat dengan percakapan soal agama sampai percakapan tentang agama Islam dan Muslim. Diakhir percakapan itu Aisyah mengajukan pertanyaan yang membuatnya terkejut:
“He asked me if I would to convert to Islam. I answered",
“Never! I can’t do something like this. It’s a really crazy idea!".
"Nggak bakalan deh saya melakukan yang begituan. "Wah itu bener bener gila kalau saya masuk Islam, lalu ia bertanya lagi".
“Why?“
“I answered,”Because I like to wear top, T-Shirt and jeans and I like to do sunbathing and swimming and so on and so on....” (Karena saya suka pakai baju blus biasa, T-shirt dan celana jeans, juga saya suka berenang dan berjemur di matahari).
“Saya heran kenapa temanku ini kok aneh banget? Ngajakin saya masuk Islam. Ganti agama?. Ah, yang bener aja, emang gampang?" itulah kira-kira yang ada dibenak Aisyah kala itu.
“Ketika kami berpisah, entah bagaimana si lelaki ini telah meninggalkan suatu kesan di hati saya. Sangat membekas. Cukup dalam. Tak hentinya saya memikirkan percakapan petang itu, baik tentang Islam, Muslim dan permintaan atau pertanyaan dia kalau saya mau masuk Islam. Saya tak paham, lalu saya berkata. "Ah, gila dia," kenang Aisyah.
“Tapi… kenapa lantas saya tak hentinya memikirkan ini. Terus terang hal ini berputar-putar di benak saya. Tak ubahnya seperti korsel. Hati saya dibolak balik seperti juga saya membolak balikan tubuh saya ditempat tidur dimalam itu. Saya tak bisa tidur. Ya, Semalaman!”.
“Uh, rasanya saya tak sabar menanti hari esok, ingin rasanya matahari cepat datang dan terbit. Hmm saya dibuat penasaran oleh dia, si lelaki Pakistan itu. Ia telah membuat saya begitu interest sama agama ini hingga saya berbicara pada diri saya: “Ok it will be interesting to read something about this religion,” saya tertantang jadinya.
“Esoknya saya bergegas ke warnet lalu saya cari situs tentang Islam dalam bahasa Czech tentunya agar mudah saya pahami. Setelah saya baca secepatnya saya memilih artikel: “Posisi Wanita Dalam Islam”…dan betul betul membuat saya terperangah dan bahkan membuatku terpaku. Saya mikir."
“Betapa tingginya peran dan posisi wanita dan berapa banyak haknya Wanita dalam Islam’. Itu kesan pertama saya,” ujarnya.
“Kemudian saya lanjutkan dengan membaca beberapa artikel lainnya. Ia bagai sebuah magis. Kekuatan magnitnya begitu menerpa jantung saya. Kuat sekali. Saya tertarik.”
“Dari yang saya baca saya menyimpulkan betapa agama ini begitu toleran terhadap agama lainnya, tidak memandang suku, ras dan warna dan mengumpamakan bahwa kita ini bersaudara, bagai satu tubuh, mengundang persatuan”.
“Saya kopi-paste artikel ini ke dalam USB, lalu saya print sehingga saya bisa membaca di rumah. Sejak itu saya terus membaca Islam. Ibaratnya saya seperti orang kehausan. Tambah banyak saya membaca Islam, betambah banyak saya ingin tahu. Sampai kepada satu kesimpulan bahwa secara filosofi Islam ini begitu penuh dengan kedamaian dan apapun yang ditawarkan oleh Islam sepertinya serba masuk akal dan sangat fitrah. “Islam is peaceful and every thing makes sense in Islam”, demikian kata Aisyah.
***
Suatu hari, Aisyah mengaku rindu akan keluarganya dan ingin memiliki Al-Quran dengan terjemahan dalam bahasa Czeck yang tidak ia dapatkan di London. Akhirnya ia pulang ke Czeck untuk mengobat rindu kepada keluarga sambil liburan. Di sana ia membeli kitab Al-Quran dalam dengan terjemahan bahasa Czeck. Ia baca kitab suci ini ini berulang-ulang, sungguh ia terpana dibuatnya. Salah satu ayat yang membuatnya terpana adalah ayat di bawah ini:
“The good deed and evil deed cannot be equal. Repel (the evil) with one which is better (i.e. Allah orders the faithful believers to be patient at the time of anger, and excuse those who treat them badly) them verily he, between whom and you there was enmity, (will become) as though he was a close friend.”
(Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (QS. 41:34))
“Ayat ini telah betul-betul merasuk ke hati saya, sangat dalam”, ujarnya ketika ia membaca ayat 34 surat Fushilat.
Waktu terus berjalan. Kira-kira enam bulan. “Perasaan ini kian menguat bahwa saya ingin sekali mengikuti agama ini," ujar Aisyah.
“Saya kembali ke Czeckoslovakia untuk liburan lagi sambil ingin mengatakan kepada kedua orangtua saya tentang agama Islam yang sedang saya pelajari dan saya cinta. Alhamdulillah, mereka berdua tidak keberatan sama sekali".
"Kok bisa sis, mereka tidak kecewa, marah atau bersedih,” tanyaku. “Well, kami di Czecko, terutama di keluarga sama sekali hampir tidak pernah berbicara soal agama. Ke gerejapun, saya hampir tidak pernah melihat mereka pergi, walaupun mengaku beragama Katolik (Roman Catholic). Kami di Czecko memang di sana rata-rata Katolik," ia menambahkan.
“Atas restu kedua orangtua saya akhirnya saya balik ke London dan mengikrarkan syahadat pada bulan Maret 2006. Ah ternyata tidak susah ya menjadi Muslim, hanya mengucapkan, “ ujarnya.
"ASHHADU ANLA ILAHA ILLA-ALLAH WA ASHHADU ANNA MUHAMMADAN RASULAHH". I witness that is not got except Allah and I witness that Muhammad is messenger of Allah.” (Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah)
Sejak bersyahadat Aisyah merasa berbahagia dan mendapatkan ketenangan, dan ia lebih intens belajar Islam serta belajar bahasa Arab. Di akhir pekan ia belajar bahasa Arab (maksudnya belajar mengaji). Meski ngaji nya masih rada alot kedengarannya. Namun ia berupaya keras menghafal surat-surat pendek untuk shalat.
“Islam menurutku, sangat mudah praktis,” ujarnya. “Bahwa Islam itu tidak cuma shalat lima waktu, pake jilbab.. tapi Islam adalah cara hidup atau ‘A way of life..ad-Dien, menurut saya bahwa Islam adalah apa yang kita kerjakan dari pagi hingga petang.”
Niqab Aisyah
Bulan September, enam bulan usadi bersyahadat, Aisyah menggunakan abaya atau baju Muslimah. Sebelumnya, untuk beradaptasi saat pulang ke Czeck dia cuma pake baju biasa. Rok panjang, blous tanpak jilbab. Itupun sudah membuat teman-temam di kampusnya terkejut melihat perubahan itu. Dia potong kukunya pendek dan tidak lagi mengenakan kutek. Saudara sepupunya yang seusia, bahkan sempat marah dan tidak suka saat ia tahu Yana masuk Islam. Bahkan beberapa saat mereka tidak saling menyapa dan bicara.
Lebaran 2006 lalu, saya terkejut. Sebab saya temukan ia memakai niqab (cadar). Lebih terkejut lagi setalah tahu bahwa ia telah melepas cadarnya. “Kenapa dilepas, “ bagitu tanyaku kala itu. Menurut Aisyah, dia tahu itu tidak diwajibkan dan banyak pendapat beberapa imam (scholar) yang berbeda.
Semenjak beralih memeluk Islam, Aisyah sangat rajin belajar agama dan mengaji. Kini, ia memiliki seorang guru asal Pakistan.
“Guru saya seorang Syeikh (baca ustadz), asal Pakistan, mengatakan bahwa Islam itu bukan sebuah agama kekerasan, opresi (opressed) menekan atau pemaksaan, tapi Islam adalah agama pertengahan dan mencari keseimbangan dalam segala aspek di dalam kehidupan kita sehari-hari. Islam bukan agama hanya ibadah ritual saja, bukan pula agama ke-rahiban, atau sebaliknya mencari dunia saja dan melupakan Tuhan atau kematian. Dalam Islam ada waktu untuk menyembah Allah, waktu untuk keluarga, bermain dengan anak-anak, berinteraksi dengan manusia, berbuat kebaikan, bekerja atau studi dan bahkan kita diperintahkan untuk santai. Semua itu adalah ibadah.” Demikian ujarnya.
“Saya tengah meniti menjadi Muslim yang betul-betul akan berada pada tingkatan bahwa saya akan bisa merasakan melihat Allah, walau bukan dengan kasat mata. Artinya apapun yang saya lakukan saya tahu Allah menyaksikan perbuatan saya, saya mengutip ini dari apa yang Rasulullah sampaikan disalah satu hadits.
“Sis, jika ada orang bertanya, seperti apa rasanya menjadi seorang Muslim. Apa yang akan Anda jawab?”, begitu tanya saya pada Aisyah.
“Saya akan menganalogikan seperti makan buah apel deh. Saya akan katakan kepada mereka untuk merasakan buah apel, Anda harus mencicipi dan memakannya sendiri. Di situ Anda akan tahu seperti apa indah dan lezatnya buah apel. Rasa buah apel ini hanya bisa dirasakan dinikmati kalau Anda mau memakannya sendiri."
Sebelum menutup pembicaraan, Aisyah mengundang bagi mereka yang belum tahu rasanya bagaimana menjadi seorang Muslim agar bisa merasakan bagaimana nikmatnya berislam.
"Let’s taste the feeling to be a Muslim", undangnya.
dikutip dari : www.hidayatullah.com
^ Untukmu Ukhti...
"Ad-Dunya Mataa'un wa Khoiro Mata'ihaa al-Mara'atush Sholihah"
"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan itu adalah wanita sholihah"
Subhanallah Ukhti... Apa kau tidak menginginkannya???
Engkau mungkin permata biru yang memancarkan keindahan. Atau buliran mutiara yang memancarkan keindahan. Atau buliran mutiara yang mengaurakan kemewahan. Juga batu delima yang menebarkan keteduhan. Namun, dahsyatnya apapun kepermainan yang ditorehkan oleh perhiasan-perhiasan tersebut, kesholihatan seorang mar'ah adalah perhiasan yang terindah.
Keindahan muslimah memang tak terkatakan. Sungguh! Muslimah memang punya banyak pesona. Karenanya, membicarakan muslimah dengan segala derivasinya tak akan pernah ada habisnya. Karena makhluk Allah yang diciptakan berpasangan dengan ikhwan ini, memang mempunyai karakter khusus. Ingatlah sejarahnya, saat Nabi Adam As. meminta kepada Allah Swt. agar diberi teman di jannahNya. Allah Swt. pun mengabulkan dengan menciptakan Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam As. Sebuah tulang rusuk yang membengkok. Subhanallah...
Tidaklah kita tahu, tulang rusuk akan sulit untuk kita luruskan???. Jika kita tidak bisa menanganinya, maka tulang itu akan patah. Ibarat itu adalah sosok wanita. Karenanya, ada banyak yang harus kita (baik akhwat ataupun ikhwan), tahu tentang wanita.
Sesungguhnya, bukanlah keindahan fisik yang utama bagi kaum wanita, tetapi akhlak dan perilakunya. Bukan pula kecantikan wajah yang melenakan, namun ketawadhu'an yang memikat jiwa. Betapa semua itu akan menjadi aura yang terpancar dan menjadikan sosok wanita sholihah seperti mutiara.
Wanita sholihah, adalah yang terindah diantara yang indah. Dan inginkah engkau menjadi gadis terindah??? Yang ketika memandangnya, maka semua orang akan mendecakkan nafas kekaguman, serta keirian karena hasrat ingin menjadi sepertimu???, Decak yang terdetak karena aroma ketaqwaan, dan keinginan menjadi salah satu penduduk surga, bukannya hasrat syahwat yang memikat, namun membuat jiwa sekarat. Astaghfirullah...
Semoga kita termasuk dalam golongan para muslimah yang dicintai Allah Swt. untuk menjadi salah satu penghuni di jannahNya kelak... Allahumma Amien... ^_^
Wallahu a'lam bis showab...
Engkau mungkin permata biru yang memancarkan keindahan. Atau buliran mutiara yang memancarkan keindahan. Atau buliran mutiara yang mengaurakan kemewahan. Juga batu delima yang menebarkan keteduhan. Namun, dahsyatnya apapun kepermainan yang ditorehkan oleh perhiasan-perhiasan tersebut, kesholihatan seorang mar'ah adalah perhiasan yang terindah.
Keindahan muslimah memang tak terkatakan. Sungguh! Muslimah memang punya banyak pesona. Karenanya, membicarakan muslimah dengan segala derivasinya tak akan pernah ada habisnya. Karena makhluk Allah yang diciptakan berpasangan dengan ikhwan ini, memang mempunyai karakter khusus. Ingatlah sejarahnya, saat Nabi Adam As. meminta kepada Allah Swt. agar diberi teman di jannahNya. Allah Swt. pun mengabulkan dengan menciptakan Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam As. Sebuah tulang rusuk yang membengkok. Subhanallah...
Tidaklah kita tahu, tulang rusuk akan sulit untuk kita luruskan???. Jika kita tidak bisa menanganinya, maka tulang itu akan patah. Ibarat itu adalah sosok wanita. Karenanya, ada banyak yang harus kita (baik akhwat ataupun ikhwan), tahu tentang wanita.
Sesungguhnya, bukanlah keindahan fisik yang utama bagi kaum wanita, tetapi akhlak dan perilakunya. Bukan pula kecantikan wajah yang melenakan, namun ketawadhu'an yang memikat jiwa. Betapa semua itu akan menjadi aura yang terpancar dan menjadikan sosok wanita sholihah seperti mutiara.
Wanita sholihah, adalah yang terindah diantara yang indah. Dan inginkah engkau menjadi gadis terindah??? Yang ketika memandangnya, maka semua orang akan mendecakkan nafas kekaguman, serta keirian karena hasrat ingin menjadi sepertimu???, Decak yang terdetak karena aroma ketaqwaan, dan keinginan menjadi salah satu penduduk surga, bukannya hasrat syahwat yang memikat, namun membuat jiwa sekarat. Astaghfirullah...
Semoga kita termasuk dalam golongan para muslimah yang dicintai Allah Swt. untuk menjadi salah satu penghuni di jannahNya kelak... Allahumma Amien... ^_^
Wallahu a'lam bis showab...
^ Renungan...
"KITA MAKHLUK LEMAH"
Dibandingkan makhluk Allah yang lain, seperti langit, bumi, gunung, lautan, dan yang lainnya, manusia adalah makhluk yang kecil dan lemah. namun demikian, manusia seringkali tak sadar dengan kelemahan dan kekerdilannya itu. Bahkan ia bersikap dan beraktivitas berlawanan dengan kelemahannya tersebut. Manusia banyak yang berjalan di muka bumi, seolah sebagai makhluk yang paling kuat, tanpa tanding, paling hebat, dan paling perkasa. Sedikit kelebihan yang diberikan Allah Swt. kepadanya, bukannya disyukuri malah dijadikan sarana untuk ingkar kepada Allah Swt. Menyombongkan diri di hadapan makhluk yang lain, berbuat kerusakan di muka bumi, dan menjauh dari ibadah kepada Allah Swt. Ada yang dikaruniai sedikit harta oleh Allah, ia menjadi sombong, enggan berderma, tak peduli dengan orang miskin dan menghamburkan harta di jalan yang tak diridhoi Allah Swt. Ia merasa yang paling besar di muka bumi.
Orang yang lain dikaruniai sedikit jabatan, pun menjadi sombong dengan kekuasaan yang dimilikinya. Menindas yang lemah, menyikut teman sejawat, memutuskan kekerabatan, dan memanfaatkan kekuasaan untuk kejahatan. Ia juga merasa paling hebat di muka bumi. Ada lagi yang diberikan sedikit ilmu pengetahuan oleh Allah Swt. Ia pun menjadi angkuh dengan ilmu yang disandangnya. Bukan menambah rasa takutnya kepada Allah Swt., namun untuk berbangga diri di hadapan manusia. Ilmunya tak diamalkan dengan benar, bahkan ditinggalkan. Yang haram ditutup-tutupi , dan yang halal ia tinggalkan. Ia pun merasa paling hebat di antara manusia karena ilmu yang dimilikinya.
Beragam kelebihan yang diberikan Allah Swt., memang sering disalahgunakan oleh manusia. Tidak disalurkan pada jalan yang diridhoi olehNya. Padahal sungguh, manusia sedemikian lemahnya dibandingkan banyak makhluk Allah Swt. yang lain. Beragam musibah dan bencana yang ditimpahkan Allah Swt., semestinya menggugah kesadaran manusia tentang posisi lemah yang dimilikinya. Kala gunung dimuntahkan, air laut bergolak, angin ditiup dengan kencang dan bumi digoncangkan, manusia sesaat tersadar, bahwa ia sungguh kecil dihadapan Allah Swt. Namun, tak jarang kesadaran itu, berlangsung hanya sesaat. Setelah bencana menghilang, ia akan kembali sombong, dan ingkar kepada Allah Swt.
Akankah ia terus berlaku seperti demikian, sampai datang hari peringatan penghabisan?, Jangan sampai!!!, biarlah kesadaran datang sebelum ajal datang menjelang.
Wallahu a'lam bis showab...
Orang yang lain dikaruniai sedikit jabatan, pun menjadi sombong dengan kekuasaan yang dimilikinya. Menindas yang lemah, menyikut teman sejawat, memutuskan kekerabatan, dan memanfaatkan kekuasaan untuk kejahatan. Ia juga merasa paling hebat di muka bumi. Ada lagi yang diberikan sedikit ilmu pengetahuan oleh Allah Swt. Ia pun menjadi angkuh dengan ilmu yang disandangnya. Bukan menambah rasa takutnya kepada Allah Swt., namun untuk berbangga diri di hadapan manusia. Ilmunya tak diamalkan dengan benar, bahkan ditinggalkan. Yang haram ditutup-tutupi , dan yang halal ia tinggalkan. Ia pun merasa paling hebat di antara manusia karena ilmu yang dimilikinya.
Beragam kelebihan yang diberikan Allah Swt., memang sering disalahgunakan oleh manusia. Tidak disalurkan pada jalan yang diridhoi olehNya. Padahal sungguh, manusia sedemikian lemahnya dibandingkan banyak makhluk Allah Swt. yang lain. Beragam musibah dan bencana yang ditimpahkan Allah Swt., semestinya menggugah kesadaran manusia tentang posisi lemah yang dimilikinya. Kala gunung dimuntahkan, air laut bergolak, angin ditiup dengan kencang dan bumi digoncangkan, manusia sesaat tersadar, bahwa ia sungguh kecil dihadapan Allah Swt. Namun, tak jarang kesadaran itu, berlangsung hanya sesaat. Setelah bencana menghilang, ia akan kembali sombong, dan ingkar kepada Allah Swt.
Akankah ia terus berlaku seperti demikian, sampai datang hari peringatan penghabisan?, Jangan sampai!!!, biarlah kesadaran datang sebelum ajal datang menjelang.
Wallahu a'lam bis showab...
Vie_
Langganan:
Postingan (Atom)