"KITA MAKHLUK LEMAH"
Dibandingkan makhluk Allah yang lain, seperti langit, bumi, gunung, lautan, dan yang lainnya, manusia adalah makhluk yang kecil dan lemah. namun demikian, manusia seringkali tak sadar dengan kelemahan dan kekerdilannya itu. Bahkan ia bersikap dan beraktivitas berlawanan dengan kelemahannya tersebut. Manusia banyak yang berjalan di muka bumi, seolah sebagai makhluk yang paling kuat, tanpa tanding, paling hebat, dan paling perkasa. Sedikit kelebihan yang diberikan Allah Swt. kepadanya, bukannya disyukuri malah dijadikan sarana untuk ingkar kepada Allah Swt. Menyombongkan diri di hadapan makhluk yang lain, berbuat kerusakan di muka bumi, dan menjauh dari ibadah kepada Allah Swt. Ada yang dikaruniai sedikit harta oleh Allah, ia menjadi sombong, enggan berderma, tak peduli dengan orang miskin dan menghamburkan harta di jalan yang tak diridhoi Allah Swt. Ia merasa yang paling besar di muka bumi.
Orang yang lain dikaruniai sedikit jabatan, pun menjadi sombong dengan kekuasaan yang dimilikinya. Menindas yang lemah, menyikut teman sejawat, memutuskan kekerabatan, dan memanfaatkan kekuasaan untuk kejahatan. Ia juga merasa paling hebat di muka bumi. Ada lagi yang diberikan sedikit ilmu pengetahuan oleh Allah Swt. Ia pun menjadi angkuh dengan ilmu yang disandangnya. Bukan menambah rasa takutnya kepada Allah Swt., namun untuk berbangga diri di hadapan manusia. Ilmunya tak diamalkan dengan benar, bahkan ditinggalkan. Yang haram ditutup-tutupi , dan yang halal ia tinggalkan. Ia pun merasa paling hebat di antara manusia karena ilmu yang dimilikinya.
Beragam kelebihan yang diberikan Allah Swt., memang sering disalahgunakan oleh manusia. Tidak disalurkan pada jalan yang diridhoi olehNya. Padahal sungguh, manusia sedemikian lemahnya dibandingkan banyak makhluk Allah Swt. yang lain. Beragam musibah dan bencana yang ditimpahkan Allah Swt., semestinya menggugah kesadaran manusia tentang posisi lemah yang dimilikinya. Kala gunung dimuntahkan, air laut bergolak, angin ditiup dengan kencang dan bumi digoncangkan, manusia sesaat tersadar, bahwa ia sungguh kecil dihadapan Allah Swt. Namun, tak jarang kesadaran itu, berlangsung hanya sesaat. Setelah bencana menghilang, ia akan kembali sombong, dan ingkar kepada Allah Swt.
Akankah ia terus berlaku seperti demikian, sampai datang hari peringatan penghabisan?, Jangan sampai!!!, biarlah kesadaran datang sebelum ajal datang menjelang.
Wallahu a'lam bis showab...
Orang yang lain dikaruniai sedikit jabatan, pun menjadi sombong dengan kekuasaan yang dimilikinya. Menindas yang lemah, menyikut teman sejawat, memutuskan kekerabatan, dan memanfaatkan kekuasaan untuk kejahatan. Ia juga merasa paling hebat di muka bumi. Ada lagi yang diberikan sedikit ilmu pengetahuan oleh Allah Swt. Ia pun menjadi angkuh dengan ilmu yang disandangnya. Bukan menambah rasa takutnya kepada Allah Swt., namun untuk berbangga diri di hadapan manusia. Ilmunya tak diamalkan dengan benar, bahkan ditinggalkan. Yang haram ditutup-tutupi , dan yang halal ia tinggalkan. Ia pun merasa paling hebat di antara manusia karena ilmu yang dimilikinya.
Beragam kelebihan yang diberikan Allah Swt., memang sering disalahgunakan oleh manusia. Tidak disalurkan pada jalan yang diridhoi olehNya. Padahal sungguh, manusia sedemikian lemahnya dibandingkan banyak makhluk Allah Swt. yang lain. Beragam musibah dan bencana yang ditimpahkan Allah Swt., semestinya menggugah kesadaran manusia tentang posisi lemah yang dimilikinya. Kala gunung dimuntahkan, air laut bergolak, angin ditiup dengan kencang dan bumi digoncangkan, manusia sesaat tersadar, bahwa ia sungguh kecil dihadapan Allah Swt. Namun, tak jarang kesadaran itu, berlangsung hanya sesaat. Setelah bencana menghilang, ia akan kembali sombong, dan ingkar kepada Allah Swt.
Akankah ia terus berlaku seperti demikian, sampai datang hari peringatan penghabisan?, Jangan sampai!!!, biarlah kesadaran datang sebelum ajal datang menjelang.
Wallahu a'lam bis showab...
Vie_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar